Senin, 05 Maret 2012

SEJARAH PEMBUATAN BATIK

Seni pencelupan kain dengan teknik pewarnaan hambatan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno.Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal sejak abad ke-4 SM, dengan penemuan kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, batik teknik yang sama juga diterapkan di China pada masa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang selama Periode Nara (645-794). Di Afrika, seperti teknik batik dikenal oleh suku Yoruba di Nigeria, serta Soninke dan Wolof di Senegal suku. [2]. Di Indonesia, batik diyakini telah ada sejak jaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad kedelapan belas atau awal abad kesembilan belas. Diproduksi batik batik semua terserah awal abad kedua puluh dan batik baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.






( Tekstil batik bahasa Dari Niya (Cekungan Tarim), Tiongkok)




Meskipun kata "batik" berasal dari Jawa, keberadaan batik di Jawa itu sendiri tidak direkam. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa teknik batik kemungkinan akan diperkenalkan dari India atau Sri Lanka dalam abad ke-6, atau ke-7. [2] Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan FA Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh agama Hindu, tetapi dikenal dengan tradisi kuno pembuatan batik. [4]G.P. Rouffaer gringsing juga melaporkan bahwa pola sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola ini hanya dapat dibentuk dengan menggunakan canting, jadi ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu. [4] Detil ukiran yang menyerupai pola kain batik dikenakan oleh Prajnaparamita itu, patung-patung Buddha dari dewi kebijaksanaan dari Timur Jawa abad ke -13. Pola gaun rinci menampilkan tanaman merambat dan bunga yang lembut mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa menciptakan batik pola rumit hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad 13 atau bahkan lebih awal.Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin mengatakan kepada Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India untuk mendapatkan 140 lembar kain dengan pola 40 jenis sampah bunga di setiap halaman. Karena tidak bisa memenuhi pesanan, ia membuat sendiri kain-kain itu. Tapi sayangnya terdampar dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat potong yang membuat kaisar kecewa. [5] Oleh beberapa komentator, siapa? serasah ditafsirkan sebagai batik.Dalam literatur Eropa, teknik batik pertama kali dijelaskan pada buku Sejarah Jawa (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa saat Napoleon menduduki Belanda. Pada tahun 1873 seorang pedagang Rijekevorsel Van Belanda memberikan sepotong batik yang diperoleh selama kunjungannya ke Indonesia ke Museum Etnis di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 yang mulai mencapai batik zaman keemasan. Ketika dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman. [2]Sejak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik dan batik cap, sedangkan yang diproduksi dengan teknik batik tradisional menggunakan tulisan tangan canting dan malam disebut batik. Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Malaya Fellowship juga membawa serta batik mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar